Keberadaan AI Belum Jadi Ancaman di Industri Film

Keberadaan AI Belum Jadi Ancaman di Industri Film

Keberadaan AI Belum Jadi Ancaman di Industri Film – Ifa Isfansyah, Presiden Indonesia Film Directors Club (IFDC), mengaku tidak melihat adanya ancaman bagi pelaku industri film dalam perkembangannya. teknologi kecerdasan buatan industri hiburan khususnya film.

 

Keberadaan AI Belum Jadi Ancaman di Industri Film

Keberadaan AI Belum Jadi Ancaman di Industri Film

123musiq – “Sampai saat ini saya belum melihat ada kecenderungan kecerdasan buatan ini menjadi ancaman bagi industri film,” kata Ifa Isfansyah.

Ifa pun mengaku belum paham dan sangat mengikuti perkembangan kecerdasan buatan, sehingga ia tidak memiliki pandangan pasti mengenai dampak kecerdasan buatan terhadap industri film saat ini dan masa depan.

Di masa lalu, beberapa penelitian menemukan bahwa perkembangan besar-besaran kecerdasan buatan akan menggantikan beberapa; profesi di masa depan. Dalam dunia hiburan, pekerjaan-pekerjaan ini berkaitan erat, misalnya dengan sektor keuangan, manufaktur, jasa transportasi, kesehatan, dan industri kreatif.

“Perkembangan teknologi selalu membawa dampak positif dan negatif. Menurut saya, yang paling penting adalah Soalnya kita sebagai masyarakat harus bisa melihat segala kemungkinan yang ada”,

Lebih lanjut Ifa mengatakan selain berkiprah di dunia perfilman sebagai sutradara, ia juga aktif sebagai guru. Menurut Ifa, dalam dunia akademik tempatnya bekerja, banyak permasalahan yang tidak lepas dari perkembangan teknologi atau kecerdasan buatan.

“Misalnya di tempat saya mengajar, ada permasalahan terkait makalah dan tugas. .Hal itu biasanya terjadi dengan cepat, jika sudah selesai prosesnya akan terkirim dan barulah keluar hasilnya. Namun pada akhirnya, ada beberapa teknik yang digunakan untuk memeriksa apakah ada dugaan plagiarisme, tambahnya.

Sementara itu, Deddy Mizwar, Direktur Jenderal Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), dihubungi terpisah, mengaku melakukan hal tersebut. tidak tahu banyak tentang itu. Sebuah penerapan AI yang diharapkan dapat mempengaruhi industri film di masa depan.

“Saya masih belum memahami kecerdasan buatan ini,” katanya.

Industri film adalah industri yang terus berkembang. Dari gambar hitam putih berbingkai hingga CGI di film blockbuster masa kini, industri film terus menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan karya terbaiknya. teknologi kecerdasan buatan apa saja yang ada.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kecerdasan buatan (AI) adalah apa yang kita lakukan secara sadar atau tidak, yang penerapannya sudah tersebar luas di beberapa bidang, meskipun industri film pun tidak luput dari sentuhan kecerdasan buatan. Teknologi ini tidak hanya terlihat di film-film besar seperti Star Wars, Iron Man, Terminator, Ghost in the Shell, Ex Machina, dll, namun dalam aplikasi dunia nyata, AI juga telah digunakan sebagai alat produksi dan pemasaran. .

Apa peran teknologi kecerdasan buatan dalam dunia perfilman, khususnya di Hollywood?

Algoritme AI yang menganalisis kesukaan Anda

Netflix adalah salah satunya. Salah satu penyedia media digital ini menggunakan algoritma khusus untuk menganalisis film favorit Anda guna menentukan film mana yang akan ditonton selanjutnya. Bahkan hingga jenis karya seni yang ditampilkan di halaman beranda Anda. Netflix dapat menampilkan berbagai jenis karya seni dari film yang sama dengan riwayat penayangan berbeda kepada setiap orang.

CGI di level baru

Tidak berhenti di situ, rupanya industri film Hollywood telah menggunakan teknologi AI untuk melakukan tugasnya. Sehat Saat ini, Hollywood tidak lagi membutuhkan seniman efek visual yang bisa melukis latar belakang film. Namun, mereka membutuhkan orang yang dapat membuat dan melatih algoritme pembelajaran mesin untuk tugas-tugas rutin seperti memperhalus animasi dan memetakan wajah aktor. membuat animasinya.

Seperti di Avengers: Infinity War tahun 2018, Digital Domain menggunakan AI untuk mengubah wajah Josh Brolin menjadi Thanos. Algoritme yang digunakan oleh Digital Domain menganalisis ekspresi wajah Josh Brolin dan secara otomatis memetakannya ke tubuh Thanos sebelum animator lain menyelesaikan filmnya. Selain itu, teknologi kecerdasan buatan yang digunakan Digital Domain juga dapat menghasilkan gambar beresolusi tinggi dan memungkinkan sang aktor tampil bersama lawan mainnya, dibandingkan hanya menyampaikan monolog di depan layar hijau. Pengambilan gambar seperti itu menciptakan suasana film yang lebih hidup dan otentik. Selain itu, efek visualnya dapat ditempatkan hampir secara real-time, sehingga Josh Brolin dapat melihat secara pasti bagaimana penampilan Thanos sejak hari pertama pengambilan gambar.

Hal yang sama juga berlaku untuk prosesnya. animasi Box Office tahun ini Alita: Battle Angel, yang juga menggunakan teknologi AI, seperti yang bisa Anda lihat di video di balik layar.

Dapat memprediksi kesuksesan sebuah film.

Teknologi AI juga dapat menganalisis apakah sebuah film layak dilakukan atau tidak. Perusahaan AI Belgia, Scriptbook, mengklaim bahwa algoritmenya dapat memprediksi apakah sebuah film akan menjadi hit box office berdasarkan naskah film tersebut.

Variety melaporkan bahwa perangkat lunak tersebut juga dapat menentukan kelompok usia dan karakter sebuah film. analisis, emosi karakter dan target penonton film. Dengan bantuan software ini, Rumah Produksi bisa mengantisipasi kerugian akibat film yang kurang laku di pasaran.

Nah, berdasarkan teknologi yang ada, AI tidak bisa sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam pembuatan film. Meskipun teknologi AI telah membantu orang membuat film yang lebih baik. Namun bukan tidak mungkin suatu saat Anda akan melihat sebuah karya yang dirancang dan diproduksi oleh AI sendiri.

Contoh penerapan kecerdasan buatan dalam produksi film

Peran kecerdasan buatan kini dapat ditemukan di banyak bidang. Salah satunya di industri film. Apa saja contoh penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia perfilman? Teknologi tinggi bukanlah hal baru bagi industri film global. Teknologi-teknologi tersebut, termasuk kecerdasan buatan (AI), sering digambarkan sebagai bagian dari konten film seperti The Matrix.

1999. Matrix yang diproduksi pada tahun 2011 menampilkan kehidupan manusia dalam simulasi realitas yang diciptakan oleh mesin cerdas, hingga seorang programmer bernama Neo menemukannya. Bahkan film “Blade Runner” (1982) berbicara tentang perbedaan antara manusia dan pengganda, atau robot android.

Dan bukan hanya Hollywood yang membuat film dengan kecerdasan buatan. Misalnya, Jerman sudah memproduksi film semacam itu pada tahun 1927 (Metropolis) dan 1934 (Der Herr der Welt/Master of the world). Sedangkan Enthiran (2010) dan Ra One (2011) terbit di India dan Ghost in The Shell (1995) di Jepang.

AI, Pemberi Kehidupan pada karakter Thanos

Bagaimana dengan penerapan kecerdasan buatan dalam produksi film, dimana kecerdasan buatan bukan sekedar konten yang menggairahkan penontonnya? Salah satu contoh menonjol penerapan kecerdasan buatan dalam produksi film adalah proses penciptaan karakter.

Misalnya, pembuatan karakter di Avengers: Infinity War. Selain kompleksitas CGI, ada juga pembelajaran mesin yang terlibat dalam memberikan “kehidupan” karakter Thanos dalam film tersebut.

Penerapan perangkat lunak pembelajaran mesin canggih di Masquerade membuat Thanos lebih realistis dan alami bagi penonton. Prosesnya dimulai dengan menempatkan 100-150 track point pada wajah tokoh antagonis Josh Brolin, yang kemudian ditangkap dengan kamera definisi tinggi.

Hasil relaksasi dimasukkan ke dalam algoritma pembelajaran mesin yang melatih data berupa hasil pemindaian wajah dengan sejumlah besar ekspresi wajah yang berbeda. Jika hasilnya kurang akurat, tim efek digital akan melakukan penyesuaian untuk meningkatkan hasil. Tanpa perangkat lunak pembelajaran mesin, tim efek visual harus memodifikasi ekspresi dengan animasi secara manual, yang cukup memakan waktu.

AI Membantu Mencetak Box Office

Namun contoh penerapan kecerdasan buatan pada produksi film tidak berhenti di situ. Di dunia yang serba cepat saat ini, AI dapat memainkan peran penting dalam banyak aspek industri film.

Dengan mengintegrasikan AI dan teknologi canggih lainnya ke dalam produksi film, produksi film menjadi lebih cepat dan berpotensi menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Selain itu, pemanfaatan teknologi memudahkan hampir setiap tugas di industri film.

 

Baca juga : Drama Tentang Gambaran Teknologi Masa Depan

 

Berikut contoh penerapan dan penggunaan kecerdasan buatan dalam produksi film.

1. Penulisan naskah

Kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin dapat membantu pembuat film membuat naskah baru atau membuat sinopsis dan karakter dari film yang diproduksi sebelumnya. Dengan memeriksa big data berupa naskah film atau buku yang diadaptasi ke dalam film, AI dapat membuat naskah film baru.

2. Memperlancar proses praproduksi

Praproduksi merupakan proses yang penting sekaligus sulit dalam pembuatan sebuah film. Menurut Animation Express, praproduksi sendiri mencakup kurang lebih 60 persen dari keseluruhan proses produksi film. Dalam praproduksi, pembuat film perlu mencari lokasi, pemeran dan kru, membuat jadwal syuting, dan sebagainya.

Bagaimana AI dapat membantu pada tahap ini? Kecerdasan buatan menyederhanakan proses pra-produksi. Kecerdasan buatan membantu merencanakan hal-hal seperti jadwal pengambilan gambar dan jadwal aktivitas lainnya dengan menganalisis informasi seperti ketersediaan waktu dari para aktor yang terlibat. AI kemudian membuat jadwal berdasarkan waktu yang tersedia. Dengan cara ini, jadwal pengambilan gambar dapat diatur seefisien mungkin.

Berkat pemahaman AI terhadap naskah film, AI dapat membantu menemukan lokasi syuting dan memilih aktor dan aktris yang tepat untuk memerankan karakter dalam naskah film.

 

Baca juga : Merevolusi Olahraga dengan Augmented Reality

 

3. Pembuatan subtitling

Perusahaan film global harus memproduksi konten yang dapat dikonsumsi oleh penonton di berbagai wilayah. Kecerdasan buatan dapat membantu menyajikan konten video atau film dengan subtitle dalam berbagai bahasa menggunakan teknologi seperti pembuatan bahasa alami dan pemrosesan bahasa alami.

4. Promosi Film

Dengan menggunakan AI dalam proses promosi, perusahaan/studio film dapat meningkatkan kemungkinan film mereka menjadi pemenang box office. Untuk ini, algoritma kecerdasan buatan digunakan untuk memperkirakan jumlah penonton, antusiasme film, dan popularitas aktor di seluruh dunia.

5. Mengedit film

Mengedit film, khususnya film layar lebar, pasti membutuhkan waktu. AI dapat membantu editor film dengan menyediakan draf pertama dengan cepat.

Caranya adalah dengan menggunakan teknologi pengenalan wajah. Dengan menggunakan teknologi ini, algoritma AI mengidentifikasi aktor-aktor kunci dan mengurutkan adegan tertentu untuk editor. Hal ini memungkinkan editor untuk fokus pada adegan plot utama film.