Film Indonesia Terbaik Untuk Ditonton Di Akhir Tahun

Film Indonesia Terbaik Untuk Ditonton Di Akhir Tahun

Film Indonesia Terbaik Untuk Ditonton Di Akhir Tahun – Menonton film itu menyenangkan. Menonton film tidak hanya menghilangkan penat tapi juga bisa menambah ilmu pengetahuan lho.

 

Film Indonesia Terbaik Untuk Ditonton Di Akhir Tahun

Film Indonesia Terbaik Untuk Ditonton Di Akhir Tahun

123musiq – Anda dapat menikmati berbagai film termasuk film lokal. Film lokal tentunya tidak kalah dengan film dari negara lain. Buktinya, banyak film lokal yang berhasil bersaing di kancah internasional dan meraih penghargaan tertinggi.

Nah, kamu pasti tidak boleh melewatkan rekomendasi film Indonesia terbaik berikut ini. Kualitas film-film ini tidak kalah dengan filmfilm luar negeri.

Apa judul filmnya? Simak ulasannya di bawah ini!

1. Dua Garis Biru (2019)

Dua Garis Biru merupakan salah satu film rekomendasi film Indonesia yang sempat fenomenal pada saat perilisannya. Film ini dinilai cukup berani mengangkat topik yang selama ini dianggap tabu di masyarakat Indonesia, yaitu kehamilan di luar nikah.

Ada banyak pesan moral di balik cerita ini, yang ditujukan kepada remaja agar mereka lebih memahami konsekuensi dari apa yang berani mereka lakukan. “Two Blue Lines” menerima banyak penghargaan untuk cerita ini. Skenario Asli Terbaik Festival Film Indonesia 2019, Film Terpuji di Festival Film Bandung 2019 dan Film Terfavorit di Penghargaan Pelaku Film Indonesia 2020.

Dua Garis Biru bercerita tentang dua siswa SMA bernama Dara (Adhisty Zara) dan Bima (Angga Yunanda). Keduanya saling jatuh cinta hingga Dara akhirnya hamil. Meski akhirnya Bima mengambil alih jabatan tersebut, namun hubungan keduanya tak lagi sedekat dulu. Permasalahan orang dewasa yang seharusnya tidak mereka alami kini terpaksa menanggung akibat yang harus mereka jalani.

2. 27 Steps of May (2019)

Film Indonesia terbaik berikutnya adalah 27 Steps of May yang dirilis pada tahun 2019. Film yang meraih Raihaanun penghargaan untuk pemeran utama wanita Kini Anda masih bisa menyaksikan film terbaik Festival Film Indonesia 2019 di aplikasi Video ondemand .

27 Steps of May bercerita tentang seorang wanita bernama May yang begitu bahagia. Hingga ia menaiki Kora-Kora di pasar malam pada usia 14 tahun, hidupnya berubah. May diperkosa oleh sekelompok orang asing. Setelah kejadian itu, May berubah dan tidak mau lagi berbicara dengan siapa pun, termasuk ayahnya (Lukman Sardi).

May menyimpan trauma ini selama delapan tahun. Bahkan, ia kerap berteriak histeris dan melukai lengannya saat ayahnya memintanya berbicara. Namun May perlahan bangkit dan memindahkan traumanya ke atas ring.

 

Baca juga : Tempat Terbaik Olahraga Selancar Di Brasil

 

3. The Raid (2011)

Kalau bicara film Indonesia terbaik, kita tidak bisa melupakan The Raid . Disutradarai oleh sutradara Gareth Evans, film ini menjadi batu loncatan sinema Indonesia di kancah dunia. Garagara film yang meraih berbagai penghargaan ini, produser dan sutradara ternama dunia mulai melirik aktor Indonesia. Cukuplah untuk menyebutkan Joe Taslim, Iko Uwais dan Yayan Ruhian, yang langsung memasuki industri film Hollywood setelah partisipasi mereka dalam The Raid.

The Raid menceritakan kisah Rama (Iko Uwais) dan Jaka (Joe Taslim), anggota pasukan polisi elit yang bertugas menghancurkan apartemen 30 lantai yang markasnya adalah untuk mencari penjahat terbesar, Tama Riyadi (Ray Sahetapi). Tidak mudah untuk menaklukkan Tama karena dia memiliki pelayannya yang ditempatkan di setiap lantai.

Tampaknya belum cukup, Tama pun berjanji akan membebaskan biaya sewa bagi penghuni apartemen yang ingin ikut melawan Rama, Jaka, dan kelompoknya. Kini lawan Rama dan Jaka bukan hanya Tama, melainkan seluruh penghuni apartemen yang rela melakukan apa saja demi keuntungan.

4. Laskar Pelangi (2008)

Pada tahun 2008, film Laskar Pelangi menarik perhatian pecinta film Indonesia. Pasalnya saat itu, sutradara dan produser Riri Riza dan Mira Lesmana memutuskan untuk menggandeng anakanak lokal Belitung sebagai pemeran utamanya, sehingga membuat film ini menjadi sangat nyata.

Dipadukan dengan soundtrack yang indah, film yang diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata ini juga diputar di berbagai festival film internasional. Beberapa diantaranya adalah Festival Film Internasional Hong Kong 2009, Asian Film Awards 2009 dan Festival Film Anak dan Dewasa Muda Internasional 2009, Iran.

Laskar Pelangi bercerita tentang perjuangan anakanak. Anakanak asal Gantong, Belitung mendapatkan pendidikan yang bermartabat. Bersamasama mereka menjadi siswa terakhir dan harapan bagi SD Muhammadiyah Gantong yang akan tutup jika tidak memiliki sepuluh siswa. Pada akhirnya, sepuluh siswa SD Muhammadiyah Gantong bertemu dan belajar satu sama lain untuk mewujudkan impian dan keinginan mereka.

 

Film Indonesia

 

5. Ave Maryam (2018)

Terlihat pertama kali di Festival Film Internasional Hanoi 2018, Ave ​​​​​​​​​​​​​Maryam menuai kontroversi saat ditayangkan di Indonesia. Disutradarai oleh Joko Anwar, film ini mengangkat isu agama yang cukup sensitif, yakni hubungan romantis antara seorang biarawati dan seorang pendeta.

Maryam (Maudy Koesnaedi) adalah seorang biarawati yang baru saja pindah ke panti jompo di Girisonta, Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Rutinitas Maryam seharihari adalah membersihkan panti asuhan dan merawat para suster yang sudah lanjut usia. Namun kehidupan Maryam berubah ketika seorang pendeta muda bernama Yosef (Chicco Jerikho) pindah ke panti asuhan.

Maryam yang awalnya mengagumi Yusuf, malah terlibat cinta terlarang. Mereka sering meninggalkan panti asuhan bersama dalam diam. Faktanya, hubungan mereka terlalu jauh. Maryam dan Yosef pernah berhubungan badan hingga keduanya melalaikan tugas di panti asuhan.

6. Marlina, Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Rekomendasi film Indonesia terbaik lainnya yang patut Anda tonton adalah Marlina, Pembunuh dalam Empat Babak yang sudah dirilis pada tahun 2017. 2017. Disutradarai oleh sutradara Mouly Surya, film ini berhasil menyita perhatian dunia setelah tampil dalam Directors’ Fortnight Festival Film Cannes 2017. Film ini juga berhasil meraih penghargaan Aktris Wanita Terbaik Marsha Timothy di Festival Film Indonesia 2017.

Marlina, Pembunuh dalam Empat Babak berkisah tentang Marlina (Marsha Timothy) yang harus mengalami begitu banyak kesulitan kenyataan dalam satu malam. Rumahnya diserbu sekelompok preman, seluruh ternaknya dirampas, dan kepala suku tidur bersama Marlina di depan jenazah suaminya.

Karena tidak mau tinggal diam, Marlina membunuh dan memenggal kepala Presiden. Dia pun membawa kepala yang terpenggal itu untuk menuntut keadilan. Sayangnya, bantuan yang diberikan tidak sesuai harapannya.

7. Pengabdi Setan (2017)

Dengan lebih dari 4,2 juta penonton, film “Iblis Setan” menjadi film terlaris tahun 2017. Bahkan menjadi film “Hamba” yang paling banyak dicari. of Setan” juga terlihat di negara lain dan ditayangkan di beberapa negara seperti Malaysia, Jepang dan Amerika Serikat.

Film ini berhasil meraih berbagai penghargaan di Indonesia sendiri. Mulai dari sinematografi terbaik Festival Film Indonesia 2017, sutradara terpilih pada Maya Cup 2017, hingga film box office terbaik Indonesia Box Office Movie Awards 2018.

Hamba Setan berkisah tentang Rini (Tara Basro) yang tinggal bersama ibu, ayah, nenek, dan ketiga adik lakilakinya. Ibu Rini sedang sakit dan hanya bisa terbaring di kamarnya. Teror bermula saat ibu Rini meninggal. Rini dan keluarganya tidak mengetahui bahwa ibunya telah membuat perjanjian dengan setan yang selalu menuntut pengorbanan manusia.

8. Perempuan Tanah Jahanam (2019)

Perempuan Tanah Jahanam yang juga disutradarai oleh Joko Anwar, mendapat pengakuan luar biasa di berbagai festival film internasional. Film bergenre horrorthriller ini mendapat pujian luas ketika diputar di Sundance Film Festival dan International Film Festival Rotterdam pada Januari 2020.

Tanah Jahanam Wanita menceritakan kisah Maya (Tara Basro) yang memutuskan untuk mengunjungi kampung halaman orang tuanya. Ditemani Dini (Marissa Anita), Maya melihat rumah besar yang ditinggalkan orang tuanya.

Selama berada di desa tersebut, Maya dan Dini justru mengalami teror dari warga sekitar. Menurut informasi, Maya merupakan kutukan yang telah kembali ke rumah dan harus segera dihilangkan.